KABAR BANJAR - Banyak kisah dan tradisi mistik di Kabupaten Ciamis yang hingga kini masih dipercaya dan dilakukan oleh sebagian masyarakatnya. Di antara banyak tradisi mistik tersebut, ada satu tradisi yang kini telah benar-benar hilang, namun masih terekam dalam ingatan sebagian kecil masyarakat Ciamis dan berkembang dalam bentuk cerita rakyat yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Ya, usai peringatan Hari Jadi ke-382 Kabupaten Ciamis tanggal 12 Juni 2024 lalu, ceritera tentang kisah tradisi mistik yang pada jaman dulu mewarnai rangkaian peringatan Hari jadi Ciamis, kembali diperbincangkan. Karena saat ini, tradisi mistik tersebut tidak pernah lagi dilakukan. Padahal, tradisi tersebut selalu menjadi perhatian dan daya tarik masyarakat untuk ikut menonton dan hadir dalam perayaan hari jadi Kabupaten Ciamis.
Masyarakat setempat menyebutnya dengan tradisi "Kuda Kosong", yakni beberapa kuda yang diarak dalam pawai atau karnaval peringatan hari jadi. Kuda-kuda tersebut dibiarkan berjalan tanpa penunggang dengan diikuti para sesepuh dan diiringi ritual dari tokoh setempat. Kuda tanpa penumpang itu dibawa mengelilingi jalanan perkotaan Ciamis dan Pendopo Bupati. Yang menjadi perhatian masyarakat, kuda tersebut berjalan terlihat seperti memikul beban berat. Konon, kuda itu ditumpangi oleh makhluk tak kasat mata, katanya jin penguasa Rawa Onom beserta para pengikutnya.
Tradisi Kuda Kosong sempat menjadi primadona di tahun 1950-an hingga tahun 1970-an. Ribuan warga dari berbagai kecamatan datang dan menyambut iring-iringan kuda kosong tersebut. Bahkan di setiap gang atau persimpangan disediakan sesaji dalam besek.
Konon sesaji itu untuk menjamu mahluk tak kasat mata yang menunggangi kuda kosong. Lambat laun, tradisi Kuda Kosong pun menghilang, tidak pernah lagi digelar pada saat Hari Jadi Kabupaten Ciamis. Bahkan banyak generasi sekarang tidak mengetahui adanya tradisi yang menambah kesakralan Hari Jadi Ciamis.
Tradisi Kuda Kosong saat ini di antaranya terekam dalam kisah cerita yang disampaikan oleh Rita Ratnawati (65), cucu dari Raden Galil Koesoemawidjaja Mahadikoesoema (pelaku Tradisi Kuda Kosong). Saat ini Rita Ratnawati tinggal di kawasan Lokasana Kota Ciamis.
Sebagaimana dikutip dari kabar-ciamis.com, dijelaskan bahwa Rita mendengar cerita itu dari neneknya atau istri dari Raden Galil. Pada masa setelah kemerdekaan, Raden Galil merupakan seorang pelaku seni. Raden Galil kerap tampil dalam pertunjukan dan kebetulan ia akan berperan dalam Munding Laya.
Sebelum tampil, Raden Galil beserta para krunya dibawa ke Pulo Majeti di wilayah Banjar untuk tawasulan hingga malam supaya pada saat tampil diberikan kelancaran.