Ternyata Begini Cara Anak TK/PAUD Belajar Saat Pertama Mereka Masuk Sekolah

- 26 Juni 2024, 23:20 WIB
Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Tasikmalaya, Sunanih, MPd, saat memberikan sambutan pada acara Haflah Akhirussanah atau 'Samenan" TK Permata Hati Aisyiyah Kota Tasikmalaya.*
Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Tasikmalaya, Sunanih, MPd, saat memberikan sambutan pada acara Haflah Akhirussanah atau 'Samenan" TK Permata Hati Aisyiyah Kota Tasikmalaya.* /Mohamad Ridwan/Kabar Banjar/

KABAR BANJAR - Bagi orang tua yang memiliki anak kecil seusia Pendidikan TK, agar memahami karakter anak dalam upaya memberikan pembelajaran dan pendidikan kepada anak. Untuk mengajari atau mendidik mereka, tidak bisa dipaksakan, tetapi biarkan anak lebih banyak mendengarkan pengajaran atau Pendidikan dari guru maupun orangtua.

"Anak yang baru masuk PAUD atau TK, saat pertama masuk PAUD itu mereka belajar mendengarkan. Ibu harus sabar bagaimana anak mau mendegarkan. Jangan dipaksa. Biarkan, ibarat pepatah 'caina herang laukna beunang', jadi sesuai keinginan dan mereka merasa nyaman," ujar Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Tasikmalaya, Sunanih, MPd, saat memberikan sambutan pada acara Haflah Akhirussanah atau 'Samenan" TK Permata Hati Aisyiyah Kota Tasikmalaya, di sebuah rumah makan, Rabu, 26 Juni 2024.

Menurut Sunanih, selain membiarkan anak untuk mendengarkan pendidikan dari kita, sebaliknya, orangtua juga harus responsif terhadap anak.

Baca Juga: Musim Samen, Peluang Cuan Memulai Usaha Buket Uang

"Orangtua yang responsif, anaknya cenderung lebih pintar dari yang lain.
Responsif artinya langsung menanggapi setiap tidakan anak yang memerlukan respons orangtua, seperti saat anak bertanya langsung dijawab oleh orangtua," jelasnya.

Memahami karakter anak tersebut, katanya, dipahami betul oleh guru-guru di TK Aisyiyah, sebagai upaya untuk menjadikan siswa di sekolah tersebut mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang maksimal.

Selain belajar mendengarkan,lanjut Sunanih, para siswa juga dilatih untuk bersosial. Oleh karena itu, salah satu model pengajaran yang diberikan dengan memberikan kesempatan anak untuk bermain dan berinterkasi dengan teman-temannya.

Kemudian, lanjut Sunanih, melatih anak secara emosional. Karena orang yang sukses itu tidak semuanya yang pintar dan cerdas secara intelektual. Mampu memahami berbagai persoalan dengan hati.

"Orang yang cerdas secara sosial, cerdas secara intelektual bahkan cerdas agama, belum tentu sukses dalam kehidupannya," katanya.

Halaman:

Editor: Mohamad Ridwan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah