Menelusuri Jejak Sejarah Stasiun Kereta Api Kota Banjar: Menunggu Reaktivasi KA Pangandaran

- 25 Mei 2024, 18:35 WIB
Stasiun Kereta Api Kota Banjar
Stasiun Kereta Api Kota Banjar /Mohamad Ridwan/

KABAR BANJAR - Kota Banjar, yang terletak di Jawa Barat, memiliki sejarah panjang dengan kereta api. Stasiun Banjar, sebagai stasiun utama di kota ini, menjadi saksi bisu perkembangan kota dan menjadi gerbang utama bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke Banjar dan sekitarnya. Keberadaan stasiun kereta api tersebut semakin relevan dikaitkan dengan upaya Pemkot Banjar untuk menjadikan Kota Banjar sebagai kota wisata tujuan, bukan lagi sekadar kota lintasan.

Awal Mula Stasiun Banjar

Pembangunan Stasiun Banjar dimulai pada tahun 1886 sebagai bagian dari proyek Staatsspoorwegen (SS) Lijn 2 Selatan (Zuidlijn) yang menghubungkan Cirebon-Kroya-Yogyakarta. Jalur kereta api ini selesai dibangun dan dioperasikan pada tahun 1898, dan Stasiun Banjar diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1898.

Sejak awal, Stasiun Banjar memainkan peran penting dalam perkembangan ekonomi dan sosial Kota Banjar. Jalur kereta api ini menghubungkan Banjar dengan kota-kota lain di Jawa Barat dan Jawa Tengah, sehingga memudahkan mobilitas orang dan barang. Stasiun Banjar juga menjadi sarana transportasi utama untuk mengangkut hasil bumi dari Banjar ke kota-kota lain.

Baca Juga: Menjelajahi Sensasi Kuliner Ikan Bebeong di Kota Banjar

Seiring dengan perkembangan zaman, Stasiun Banjar terus mengalami kemajuan. Pada tahun 1928, jalur kereta api di Banjar dielektrifikasi, menjadikannya jalur kereta api pertama yang dialiri listrik di Indonesia. Hal ini menandakan kemajuan teknologi perkeretaapian di masa itu.

Pada tahun 1942, Stasiun Banjar dikuasai oleh Jepang dan namanya diubah menjadi Stasiun Bandjar. Namun, setelah kemerdekaan Indonesia, nama stasiun kembali diubah menjadi Stasiun Banjar.

Pada tahun 1980-an, Stasiun Banjar mengalami renovasi besar-besaran untuk meningkatkan pelayanan kepada para penumpang. Bangunan stasiun diperluas dan dimodernisasi, dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti ruang tunggu yang lebih luas, toilet, dan musala.

Baca Juga: Menelusuri Jejak Sejarah Bedak Saripohaci Ciamis: Warisan Budaya dan Kecantikan Alami

Halaman:

Editor: Moch Ainurdin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah