KABAR BANJAR - Bedak Saripohaci, dikenal juga sebagai Bedak Ciamis, merupakan salah satu produk kecantikan tradisional yang telah lama digemari oleh masyarakat Jawa Barat, khususnya di daerah Ciamis. Tradisi penggunaan bedak ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu, dan diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi.
Asal mula Bedak Saripohaci tidak diketahui secara pasti. Namun, beberapa sumber menyebutkan bahwa bedak ini sudah ada sejak era kerajaan Galuh, yang berkuasa di wilayah Ciamis pada abad ke-8 hingga ke-16.
Konon, Bedak Saripohaci awalnya digunakan oleh para bangsawan dan priyayi untuk merias wajah mereka. Bedak ini terbuat dari bahan-bahan alami yang mudah ditemukan di sekitar istana, seperti beras, tepung beras, kunyit, temulawak, dan rempah-rempah lainnya.
Seiring waktu, penggunaan Bedak Saripohaci tidak lagi terbatas pada kalangan bangsawan. Masyarakat biasa pun mulai menggunakan bedak ini untuk kecantikan dan kesehatan kulit mereka.
Tradisi penggunaan Bedak Saripohaci semakin berkembang di era kolonialisme Belanda. Pada masa itu, bedak ini menjadi komoditas penting yang diperdagangkan antar daerah. Para pedagang dari Ciamis membawa Bedak Saripohaci ke berbagai wilayah di Jawa Barat, bahkan hingga ke Jakarta.
Bedak Saripohaci di Era Modern
Meskipun zaman terus berkembang, Bedak Saripohaci tetap menjadi produk kecantikan yang digemari oleh masyarakat Ciamis. Tradisi pembuatan dan penggunaan bedak ini terus dilestarikan hingga saat ini.
Saat ini, Bedak Saripohaci tidak hanya tersedia di Ciamis, tetapi juga di berbagai daerah di Jawa Barat dan di beberapa toko online. Bedak ini telah menjadi salah satu ikon budaya Ciamis dan Jawa Barat yang terkenal dengan kualitasnya yang baik dan manfaatnya yang beragam.