Bansos Kebijakan Negara, Jangan Dijadikan Instrumen Meraup Suara

- 14 Desember 2023, 22:35 WIB
Bansos disoal saat kampanye
Bansos disoal saat kampanye /Kabar Banjar/ist

KABAR BANJAR - Bantuan sosial (bansos) pemerintah di tengah pemilu cendrung dimanfaatkan untuk mengambil keuntungan elektoral. Seperti Ketum PAN Zulkfili Hasan yang berkampanye dengan narasi agar rakyat memilih Prabowo-Gibran - supaya bansos dan BLT berlanjut.

Peneliti senior BRIN Prof. Lili Romli menilai kampanye seperti itu tidak etis. Alih-alih bagaimana agar rakyat makmur dan sejahtera, sehingga tidak mengandalkan bansos, kampanye model ini justru ingin melestarikannya.

" Ini bisa dikatakan mereka ingin agar rakyat tetap miskin sehingga akar tergantung terus pada bansos. Ini bentuk politik populis yang salah kaprah," ucapnya di Jakarta, Kamis (14/12/2023)

Baca Juga: BULE Terduga Pembunuh Mertua Dilimpahkan. Kasi Pidum Kejari : ALW Dituntut Kejaksaan Agung

Baca Juga: AWASI Politik Uang Potensi Pelanggaran Terbesar Pemilu 2024

Menurutnya, kampanye politik harusnya berfokus pada upaya menyejahterakan rakyat dengan seperti penciptaan lapangan usaha bagi rakyat, lapangan pekerjaan, peningkatan pendidikan sehingga rakyat bisa keluar dari jerat kemiskinan.

"Bukan terus menerus melestarikan bansos," lanjutnya.

Menurutnya, kini, program bansos pun melenceng dari tujuan awal. "Sekarang bansos sudah bersifat politis, sudah ditunggangi politik," sambungnya.

Bansos dinilai tak mendidik
Bansos dinilai tak mendidik Kabar Banjar/ist
Bansos menjadi instrumen klintelisme untuk meraih suara, untuk pemenangan pemilu dan pilpres. Padahal pendanaan bansos bersumber dari uang rakyat.

"Anggaran negara, yang berasal dari pajak bahkan dapat dari utang luar negeri, disalahgunanakan, dimanipulasi dan dimanfaatkan untuk pemenangan pemilu. Ini sangat disayangkan," tegasnya.

Halaman:

Editor: Dede Iwan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah