Bebegig Ciamis: Perpaduan Kearifan Lokal dan Keindahan Budaya

- 25 Mei 2024, 18:53 WIB
Kesenian Bebegig menjadi khasanah budaya Ciamis yang memiliki nilai-nilai budaya dan juga makna filosofis.*
Kesenian Bebegig menjadi khasanah budaya Ciamis yang memiliki nilai-nilai budaya dan juga makna filosofis.* /Mohamad Ridwan/

KABAR BANJAR - Di balik gemerlap kota Ciamis, Jawa Barat, tersimpan kekayaan budaya yang memikat, yaitu kesenian Bebegig. Kesenian tradisional ini bukan sekadar hiburan, tetapi sarat makna dan nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun.

Asal Usul dan Makna Bebegig

Bebegig berasal dari Desa Sukamantri, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis. Konon, kesenian ini terinspirasi dari kisah Prabu Sampulur yang menggunakan topeng menyeramkan untuk menakut-nakuti penjahat dan menjaga wilayahnya. Lambat laun, topeng tersebut berkembang menjadi pertunjukan seni dengan makna yang lebih luas.

Nama "Bebegig" sendiri memiliki beberapa interpretasi. Ada yang menyebutnya berasal dari kata "bebegig" yang berarti "raksasa", merujuk pada sosok topeng yang menyeramkan. Versi lain menyebutkan bahwa nama ini berasal dari kata "bebeg" yang berarti "monyet" dan "gigel" yang berarti "geli", menggambarkan tingkah laku lucu para penari Bebegig.

Secara filosofis, Bebegig melambangkan perpaduan antara kekuatan dan kelembutan. Topeng raksasanya merepresentasikan kekuatan untuk melawan kejahatan dan menjaga keseimbangan alam, sedangkan iringan musik dan tarian yang ceria melambangkan kelembutan dan optimisme dalam menjalani kehidupan.

Pertunjukan Bebegig yang Memukau

Pertunjukan Bebegig biasanya ditampilkan dalam berbagai acara adat dan festival di Ciamis. Atraksi utamanya adalah para penari yang menggunakan topeng raksasa dengan berbagai bentuk dan warna, seperti merah, hijau, dan hitam. Topeng-topeng ini terbuat dari kayu dan dihiasi dengan bulu-bulu dan rambut gimbal yang terbuat dari rotan atau bunga caruluk.

Para penari Bebegig menari dengan diiringi musik tradisional Sunda yang energik, seperti gamelan dan angklung. Gerakan tariannya dinamis dan penuh semangat, mencerminkan kekuatan dan keberanian para leluhur dalam menghadapi berbagai rintangan.

Selain topeng raksasa, pertunjukan Bebegig juga diramaikan dengan berbagai karakter lain, seperti badut, jangkrik, dan ksatria. Setiap karakter memiliki peran dan makna simboliknya masing-masing. Badut, misalnya, berfungsi untuk menghibur penonton dan mencairkan suasana, sedangkan jangkrik melambangkan kesuburan dan kemakmuran.

Lebih dari Sekadar Hiburan

Bebegig bukan sekadar tarian yang menghibur, tetapi juga sarat nilai-nilai luhur dan kearifan lokal. Kesenian ini mengandung pesan moral tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam, melawan kejahatan, dan selalu optimis dalam menjalani kehidupan.

Bebegig juga berfungsi sebagai media untuk mempererat tali persaudaraan dan gotong royong antar masyarakat. Dalam proses pembuatan topeng dan persiapan pertunjukan, dibutuhkan kerjasama dan partisipasi dari seluruh anggota komunitas.

Upaya Pelestarian Bebegig

Di tengah gempuran modernisasi, kesenian Bebegig menghadapi berbagai tantangan dalam pelestariannya. Kurangnya minat generasi muda dan minimnya dukungan dari pemerintah menjadi beberapa faktor yang menghambat perkembangannya.

Namun, berbagai upaya dilakukan untuk menjaga kelestarian Bebegig. Komunitas seni dan budaya di Ciamis terus aktif mengadakan pertunjukan dan pelatihan Bebegig untuk generasi muda. Pemerintah daerah pun mulai memberikan perhatian dan dukungan untuk pengembangan kesenian ini.

Bebegig merupakan warisan budaya yang tak ternilai harganya bagi masyarakat Ciamis. Melestarikan kesenian ini berarti menjaga identitas dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur. Dengan usaha bersama, Bebegig dapat terus berkembang dan menjadi kebanggaan budaya Indonesia.***

 

Editor: Moch Ainurdin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah