Telusuri Keluarga Agnia dari Penghuni Gubuk Derita tanpa Listrik Belasan Tahun

- 20 Juni 2024, 18:49 WIB
Setelah viral, pejabat dan bantuan berdatangan kepada penghuni gubuk  pinggir hutan Wargamulya RT 21 RW 10, Kelurahan /Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Kamis (20/6/2024).
Setelah viral, pejabat dan bantuan berdatangan kepada penghuni gubuk pinggir hutan Wargamulya RT 21 RW 10, Kelurahan /Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Kamis (20/6/2024). /Kabar Banjar/D.Iwan

KABAR BANJAR - Miris dan memprihatinkan. Nasib satu keluarga beranggotakan 4 jiwa yang menempati sebuah gubuk tidak layak huni berukuran sekitar 3 x 3 meter kini terus menjadi sorotan. Tepatnya, setelah diberi bantuan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Lazismu Kota Banjar viral.

Keberadaan gubuk berpenghuni satu keluarga ini berlokasi dipinggiran hutan wilayah lingkungan Wargamulya RT 21 RW 10, Kelurahan /Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jabar.

Satu keluarga ini merupakan pasangan suami istri, Engkus Kusnadi (69) dan Dede Herlina (45) bersama anaknya Yuli Cahyani serta seorang bayi berusia 4 bulan. 

Kondisi gubuk yang dihuni 4 jiwa ini atapnya sudah banyak yang bocor,  sehingga saat turun hujan merepotkan para penghuninya. Kemudian, saat malam tiba sering mengalami gelap gulita, karena tak ada aliran listrik. Akibatnya, saat malam tiba keluarga ini menggunakan penerang lentera minyak tanah atau lilin. Begitu juga saat masak, sehari-hari menggunakan kayu bakar. Mencukupi kebutuhan air minum dan masak, selama ini berasal dari empang samping gubuknya.

pasangan suami istri, Engkus Kusnadi (69) dan Dede Herlina (45) menyalakan damar saat tiba malam. Karena, tidak ada aliran listrik ke gubuknya selama ini.
pasangan suami istri, Engkus Kusnadi (69) dan Dede Herlina (45) menyalakan damar saat tiba malam. Karena, tidak ada aliran listrik ke gubuknya selama ini. Kabar Banjar/D.Iwan
Adapun profesi kepala keluarga, Engkus Kusnadi selama ini hanya menjadi tukang becak. Sebelumnya, Kusnadi ini bekerja berpindah-pindah, seperti Jakarta, Sumatera dan sejumlah daerah lainnya. Terakhir, di Kota Banjar menjadi tukang becak sampai sekarang ini.

" Saya tinggal disini (Wargamulya) sekitar 16 tahun. Mencukupi kebutuhan keluarga dari hasil ngabeca, antara Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu per hari ," ucapnya seraya mengatakan mencukupi kebutuhan air minum dan mandi sekeluarga dari empang pinggir gubuk. Karena, kalau bawa ke sungai jauh.

Lebih lanjut dia menegaskan, bahwa dirinya ini adalah asli warga Wargamulya. Namun, sebelumnya sempat tinggal di wilayah Cisaga Kabupaten Ciamis.

Lebih lanjut dia mengakui, selama ini dirinya tak memiliki tanah dan rumah. Adapun gubuk yang ditempatinya selama ini, numpang milik fihak lain, bukan milik pribadi.

" Kalau KTP baru dibuat 2 tahun lalu. Kendati itu, dipastikan kami sekeluarga berharap memiliki tanah dan rumah sendiri. Jika beli tanah atau rumah, uang dari mana. Karena, untuk makan saja susah. Walaupun nasib seperti ini kami tak mau meminta bantuan ke pemerintah. Tapi, kalau ada yang peduli dari mau memberi bantuan, baik dari pemerintah atau perorangan, dipastikan diterima. Termasuk rumah layak huni seukuran pos roda sekalipun ," ucapnya lirih.

Terkait lama menikah dengan istrinya yang sekarang, diakui dia berkisar 2 tahun. Adapun bersama anaknya yang membawa anak kecil itu sekitar 3 mingguan.

Halaman:

Editor: Dede Iwan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah