Si Rawing memiliki bentuk mirip ikan gurame dengan daging setengahnya terlihat, sedangkan Si Kohkol berbentuk bulat besar seperti ikan gabus atau lele dan menyimpan air di badannya.
Dalam cerita yang beredar, keduanya bekerja sama; ketika Si Rawing menuju Pasir Reungit untuk sesembah kepada karuhun, Si Kohkol membuat jalannya dan mengairi rute agar Si Rawing bisa melaluinya.
Kisah lainnya bermula saat peresmian Situ Wangi, di mana ikan mas dihidangkan kepada para tamu. Bagian kepalanya tidak dimakan dan dilemparkan ke Situ Wangi. Dari sini, Si Rawing lahir kembali.
Cerita Si Kohkol mirip, dengan perut ikan yang dimakan saat peresmian dan dilemparkan ke danau, menghidupkan kembali ikan tersebut. Keduanya mendapat nama setelah kejadian tersebut.
Terkait dengan mitos, masyarakat mempercayai bahwa wanita yang sedang haid tidak boleh turun ke danau, entah untuk berenang atau naik perahu. Hal ini diyakini dapat mendatangkan malapetaka.
Selain itu, Situ Wangi menjadi saksi kejadian mistis saat tsunami Aceh pada tahun 2004. Air di danau tiba-tiba surut hingga dua meter dan kembali meluap hingga empat meter.
Kejadian ini bersamaan dengan peristiwa tsunami, menciptakan misteri tersendiri di Situ Wangi Kawali. Itulah beberapa cerita mistis dan mitos yang melingkupi Situ Wangi Kawali.***