Objek Wisata Situs Astana Gede Kawali Ciamis, Jejak Sejarah Multibudaya Kerajaan Galuh yang Tak Terlupakan

- 1 Oktober 2023, 08:44 WIB
Objek Wisata Situs Astana Gede Kawali terdapat makam leluhur Kerajaan Galuh yang setiap tahun diziarahi Bupati Ciamis saat momentum hari jadi Kabupaten Ciamis.
Objek Wisata Situs Astana Gede Kawali terdapat makam leluhur Kerajaan Galuh yang setiap tahun diziarahi Bupati Ciamis saat momentum hari jadi Kabupaten Ciamis. /Situs resmi Pemkab Ciamis/

Dari Kota Ciamis, dapat diakses dengan kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil, dalam waktu sekitar empat puluh lima menit.

Lingkungan situs ini seperti hutan lindung dengan beragam jenis tumbuhan, termasuk tanaman keras seperti meliceae, lacocarpaceae, euphorbiaceae, sapidanceae, serta tanaman palawija, rotan, salak, dan cengkih.

Situs Astana Gede Kawali menjadi Objek Wisata sejarah kerajaan Galuh yang menarik pengunjung dari Kabupaten Ciamis dan luar daerah.
Situs Astana Gede Kawali menjadi Objek Wisata sejarah kerajaan Galuh yang menarik pengunjung dari Kabupaten Ciamis dan luar daerah.

Situs ini dikenal sebagai Astana Gede karena adanya sebuah makam yang besar dan panjang, berbeda dari makam-makam lainnya.

Dalam bahasa Sunda, "astana" berarti makam, dan "gede" berarti besar. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa Astana Gede adalah tempat pemakaman beberapa tokoh besar, atau dalam bahasa Sunda disebut "gegeden."

Makam ini diyakini sebagai makam Pangeran Usman, yang memerintah antara tahun 1592-1643 Masehi dan memeluk agama Islam sebagai keturunan Kesultanan Cirebon.

Baca Juga: Situ Mustika Kota Banjar, Menelusuri Jejak Pusaka Kerajaan Galuh dan Panjalu di Destinasi Wisata yang Memikat

Situs Astana Gede Kawali mencerminkan campuran budaya dari masa prasejarah, klasik, dan Islam. Temuan arkeologis meliputi punden berundak, lumpang batu, menhir, yoni, prasasti, dan makam kuno.

Pada masanya, Kawali menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Galuh dengan beberapa raja yang berkuasa seperti Prabu Ajiguna Linggawisesa, yang dikenal sebagai Sang Lumahing Kiding.

Lalu Prabu Ragamulya atau Aki Kolot, Prabu Linggabuwana yang gugur dalam sejarah Bubat, Rahyang Niskala Wastukancana yang meninggalkan prasasti di Astana Gede (Situs Kawali).

Halaman:

Editor: Dewi Ratna M


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah