Revitalisasi ini tidak hanya menjadikan Situ Wangi sebagai destinasi alam semata, tetapi juga melibatkan pembangunan fasilitas pendukung.
Kini, di kawasan Situ Wangi, wisatawan dapat menemukan berbagai fasilitas, mulai dari masjid, perahu, floating market, restoran hingga lokasi kegiatan seni atau bazar.
Bahkan, tersedia jembatan di atas air dan gardu pandang yang menawarkan spot sempurna untuk berswafoto.
Lahan parkir yang luas memastikan kenyamanan para pengunjung, sementara infrastruktur jalan menuju lokasi telah ditingkatkan dengan material hotmix.
Semua ini menciptakan lingkungan yang ramah pengunjung dan memudahkan aksesibilitas ke tempat wisata Situ Wangi tersebut.
Namun, di balik keindahan dan kemegahan Situ Wangi Kawali, tersembunyi pula kisah-kisah sejarah yang memikat, mulai dari asal-usulnya hingga mitos yang berkembang di kalangan masyarakat sekitar.
Sejarah Situ Wangi tidak terlepas dari peran Imam Fakih, seorang santri dari Cirebon, yang datang ke wilayah Kerajaan Galuh untuk menyebarkan ajaran Islam.
Melihat potensi aliran sungai Cipadaren yang melimpah dari Gunung Cakrabuana di daerah Hayawang, Imam Fakih bersama Eyang Suga dan empat tokoh Galuh merancang pembuatan danau untuk memenuhi kebutuhan irigasi dan ibadah.