Objek Wisata Situs Astana Gede Kawali Ciamis, Jejak Sejarah Multibudaya Kerajaan Galuh yang Tak Terlupakan

1 Oktober 2023, 08:44 WIB
Objek Wisata Situs Astana Gede Kawali terdapat makam leluhur Kerajaan Galuh yang setiap tahun diziarahi Bupati Ciamis saat momentum hari jadi Kabupaten Ciamis. /Situs resmi Pemkab Ciamis/

 

 

KABAR BANJAR - Objek Wisata Situs Astana Gede Kawali Kabupaten Ciamis terletak di Dusun Indrayasa, Kecamatan Kawali, sekitar 21 kilometer dari kota Ciamis ke arah utara.

Sebagai Objek Wisata, Situs Astana Gede Kawali Kabupaten Ciamis ini menarik pengunjung dari berbagai daerah di Kabupaten Ciamis dan luar daerah.

Selain itu, Objek Wisata, Situs Astana Gede Kawali Kabupaten Ciamis sebagai obyek ilmu pengetahuan, banyak peninggalan budaya yang telah diteliti oleh ilmuwan seperti ahli arkeologi, ahli filologi, dan sejarawan.

Baca Juga: Puncak Pagerbatu, Destinasi Wisata yang Lagi Hits, Menawarkan Keindahan Alam dan Rekreasi di Kota Banjar

Penelitian di Astana Gede dimulai sejak zaman Belanda, terutama fokus pada prasasti. Thomas Stamford Raffles menjadi orang Eropa pertama yang tertarik pada prasasti di situs Kawali ini.

Hal itu sebagaimana tercatat dalam bukunya "History of Java" pada tahun 1811-1816. Namun, pembacaan serius terhadap prasasti baru dilakukan oleh Friederich pada tahun 1855.

Kemudian diikuti oleh K.F. Holle pada tahun 1867 dan J Noorduijn pada tahun 1988. Dua arkeolog Indonesia, Saleh Danasasmita (1984) dan Atja (1990), juga membaca ulang prasasti tersebut.

Baca Juga: Keindahan Situ Leutik Kota Banjar, Rekomendasi Destinasi Wisata Alam Untuk Menghilang Penatnya Rutinitas

Prasasti keenam ditemukan pada tahun 1995 oleh Juru Pelihara Astana Gede bernama Sopar. Salah satu prasasti tersebut bertuliskan "Mahayuna Ayuna Kadatuan," yang kemudian dijadikan motto Kabupaten Ciamis.

Dari hasil penelitian tersebut, pada masa lalu, Situs Astana Gede Kawali Kabupaten Ciamis ini berfungsi sebagai pusat pemerintahan kerajaan Galuh, sebuah kerajaan megah di Jawa Barat.

Peninggalan di Situs Astana Gede Kawali, Kabupaten Ciamis ini ditemukan campuran tiga budaya berbeda, mencakup budaya lokal, Hindu, dan Islam.

Baca Juga: Alhambra Hotel & Convention, BW Signature Collection di Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Resmi Dibuka

Situs di Situs Astana Gede Kawali, Kabupaten Ciamis menyimpan 6 prasasti batu, 3 menhir, dan 11 makam sebagai bagian dari warisan arkeologisnya.

Luas situs mencapai sekitar 5 hektar, dikelilingi oleh pepohonan yang lebat dan tinggi di kaki Gunung Sawal, memberikan atmosfer sejuk dan aura mistis.

Di selatan, dibatasi oleh Sungai Cibulan yang mengalir dari barat ke timur, di timur ada parit kecil dari Sungai Cimuntur yang mengalir dari utara ke selatan.

Baca Juga: Spesial di Bulan September 2023, Horison Tasikmalaya Tawarkan Berbagai Keunggulan Dengan Promo Spec tember

Sedangkan di utara mengalir Sungai Cikadongdong, dan di barat dibatasi oleh Sungai Cigarunggang.

Dari Kota Ciamis, dapat diakses dengan kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil, dalam waktu sekitar empat puluh lima menit.

Lingkungan situs ini seperti hutan lindung dengan beragam jenis tumbuhan, termasuk tanaman keras seperti meliceae, lacocarpaceae, euphorbiaceae, sapidanceae, serta tanaman palawija, rotan, salak, dan cengkih.

Situs Astana Gede Kawali menjadi Objek Wisata sejarah kerajaan Galuh yang menarik pengunjung dari Kabupaten Ciamis dan luar daerah.

Situs ini dikenal sebagai Astana Gede karena adanya sebuah makam yang besar dan panjang, berbeda dari makam-makam lainnya.

Dalam bahasa Sunda, "astana" berarti makam, dan "gede" berarti besar. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa Astana Gede adalah tempat pemakaman beberapa tokoh besar, atau dalam bahasa Sunda disebut "gegeden."

Makam ini diyakini sebagai makam Pangeran Usman, yang memerintah antara tahun 1592-1643 Masehi dan memeluk agama Islam sebagai keturunan Kesultanan Cirebon.

Baca Juga: Situ Mustika Kota Banjar, Menelusuri Jejak Pusaka Kerajaan Galuh dan Panjalu di Destinasi Wisata yang Memikat

Situs Astana Gede Kawali mencerminkan campuran budaya dari masa prasejarah, klasik, dan Islam. Temuan arkeologis meliputi punden berundak, lumpang batu, menhir, yoni, prasasti, dan makam kuno.

Pada masanya, Kawali menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Galuh dengan beberapa raja yang berkuasa seperti Prabu Ajiguna Linggawisesa, yang dikenal sebagai Sang Lumahing Kiding.

Lalu Prabu Ragamulya atau Aki Kolot, Prabu Linggabuwana yang gugur dalam sejarah Bubat, Rahyang Niskala Wastukancana yang meninggalkan prasasti di Astana Gede (Situs Kawali).

Kemudian Dewa Niskala, ayah dari Prabu Jayadewata yang kemudian memindahkan pusat kerajaan ke Bogor.***

Editor: Dewi Ratna M

Tags

Terkini

Terpopuler