KABAR BANJAR - Sebanyak 704 kasus stunting masih terdata adanya sampai Agustus 2024 di Kota Banjar. Penyelesaian permasalahan stunting itu adalah tanggungjawab bersama. Sekaligus tantangan yang harus dituntaskan pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjar terpilih Pemilihan Serentak 2024.
Demikian dikatakan Mantan Wakil Wali Kota Banjar, H.Darmadji Prawirasetia, Rabu (2/10/2024). Menurut H.Darmadji, pasangan calon Pilkada Kota Banjar 2024 terpilih berkewajiban menuntaskan 704 kasus stunting di Kota Banjar. Jangan menunggu lama bebas stunting sampai tahun 2045
" Menuntaskan 704 kasus stunting di Kota Banjar ini seharusnya menjadi pekerjaan skala prioritas pasangan calon Pilkada Kota Banjar 2024. Dibuktikan berani mencantumkan program penuntasan masalah stunting tersebut secara lugas dan tegas dalam visi misi pencalonannya itu ," ucap H.Darmadji.
Menurut drg Damadji, adanya penurunan jumlah angka stunting di Kota Banjar akhir-akhir ini sepatutnya diapresiasi positif. Namun, dibalik itu. Penting juga dimonitor ulang keakuratan data yang dinilai terbebas stunting tersebut secara bersama-sama. Termasuk perkembangan tumbuh kembang anak stunting itu.
" Jikalau pengawasan stunting di lapangan lemah, dimungkinkan yang sudah tercatat dan dinyatakan terbebas stunting pun, kembali berstatus stunting lagi. Ini berdasarkan pengalaman dahulu, kasus stunting terulang sering terjadi adanya ," ucap H.Darmadji, Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar yang saat ini menjabat Dirut RS Mitra Idaman Banjar.
Menurutnya, pengawasan perkembangan stunting terefektif di Kota Banjar sekarang ini. Diantaranya dengan memaksimalkan peran Posyandu dan para kader Posyandu di Kota Banjar.
" Pelayanan Posyandu yang berjalan maksimal itu bisa dengan mudah mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena, anak yang datang ke Posyandu dipastikan akan tercatat perkembangan anak itu. Misal, apakah berat tubuh anak per bulannya itu bertambah atau tidak, atau justru turun beratnya itu. Logikanya, anak yang tumbuh sehat dengan asupan gizi maksimal, dipastikan kelihatan berat badan anak yang terus bertambah per bulanya itu ," ucapnya.
Lebih lanjut dia merasa prihatin saat adanya kasus stunting yang tidak dituntaskan secara berjenjang. Misal, saat ditemukan kasus stunting yang tak berhasil ditangani di tingkat Posyandu, seharusnya proses pengobatan stunting itu dilanjutkan ke tingkat Puskesmas atau Rumah Sakit.
" Sampai saat ini, belum ada kasus stunting yang penanganannya dirujuk sampai rumah sakit, seperti RS Idaman. Walaupun jumlah kasus stunting di Kota Banjar sampai 704 orang Agustus 2024 ini ," ucapnya.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Banjar, H.Budi Hendrawan, mengatakan, penyebaran angka stunting di Kota Banjar terus menurun selama tiga bulan terakhir tahun 2024. Dari Juni sebanyak 762 orang, Juli menurun menjadi 739 orang dan Agustus 2024 sebanyak 704 orang.